MANAJEMEN
PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
1.
Konsep
Stakeholder (Pemangku Kepentingan) Perusahaan
Para peneliti di Stanford Research Institute (SRI)
memperkenalkan konsep Stakeholder pada tahun 1963 (freeman dan Reid,1983:89)
yang mula-mula merujuk kepada pengertian:
“those groups without whose support the organization would cease to
exist”(berbagai kelompok tertentu yang tanpa dukungan mereka perusahaan
akan berhenti).Pada awalnya yang dimaksud dengan Stakeholder mencangkup para pemegang saham (share owners),para karyawan(employees),para
pelanggan (customers),para pemasok(suppliers),para pemberi pinjaman(lenders) dan masyarakat luas(society).Dill (freeman dan Reid,1983)
menekankan pentingnya memperhitungkan peran yang dapat dilakukan stakeholder
dalam mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manager perusahaan.dalam kaitan
ini,Dill menyatakan:
For
a long time,we have assumed that the views and the initiative of stakeholders
could be dealt with as externalities to the strategic planning and management
process:as data to help management shape decisions,or as legal and social
contraint to limit them.We have been reluctant,though,to admit the idea that
some of these outside stakeholders might
seek and earn active roles with management to make decisions.The more today is
from stockholder influence towards stakeholders participation.
Menyadari adanya realitas baru hubungan antara perusahaan
korporasi dengan stakeholder,freeman dan Reed(1983:91) mengajukan dua rumusan
stakeholder,yakni:
a. stakeholder
dalam pengertian luas (The wide sense of
stakeholder)
Dalam
hal ini yang dimaksud dengan stakeholder adalah kelompok maupun
individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan atau
mereka yang dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan pada saat perusahaan mengejar
tujuan.Yang termasuk dalam stakeholder dalam pengertian ini mencangkup:kelompok
kepentingan publik,kelompok yang melakukan aktivitas protes(protest group),pegawai pemerintah dan
lain sebagainya.
b. stakeholder
dalam artian sempit(the narrow sense of
stakeholder).
Perusahaan
memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya kepada
stakeholder ini yang terdiri dari kelompok-kelompok tertentu maupun
individu-individu tertentu.
Yang
termasuk ke dalam kategori stakeholder ini adalah karyawan,pelanggan pada
segmen tertentu,pemasok tertentu,pegawai kunci pada pemerintah,kreditur
tertentu dan pemegang saham.
Klasifikasi Pemangku Kepentingan
(Stakeholders)
Berdasarkan
kedudukan stakeholders dalam
pengelolaan perusahaan,jones(1995)membagi stakeholders
kedalam dua kategori yaitu:
1. Inside stakeholders,terdiri
dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya
perusahaan serta berada didalam organisasi perusahaan.Yang termasuk kedalam
kategori inside stakeholders adalah pemegang saham (Shareholders),para manajer(managers),dan
karyawan(work force).
Pemegang
saham (shareholders) adalah
pemilik perusahaan,apabila perusahaan berbentuk perseroan terbatas.Untuk
perusahaan persekutuan(partnership),pemilik
perusahaan adalah para sekutu yang melakukan menyetoran modal.Sedangkan bagi
perusahaan perorangan (single proprietorship),pemilik usahanya adalah pengusaha
itu sendiri yang melakukan investasi dengan menanggung seluruh resiko usaha
yang dijalankan.Para pemegang saham memberikan kontribusi kepada perusahaan
dengan cara membeli saham perusahaan atau mendirikan perusahaan
perseroan.Mereka berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan,yang
dibagikan kepada mereka dalam bentuk deviden maupun keuntungan yang dapat
mereka peroleh karena terjadinya peningkatan harga saham.
Para
Manager(managers) Manager
merupakan pekerja perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengoordinasi
berbagai sumber daya organisasi dan memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan
dapat dicapai.Kontribusi para manager terhadap perusahaan adalah berupa
berbagai kemampuan dan keahlian yang digunakan untuk mengelola perusahaan agar
dapat memperoleh keuntungan dari peluang-peluang usaha dan meminimalisasikan
resiko dari berbagai ancaman usaha (threats).Berbagai
bentuk imbalan seperti gaji,bonus,maupun saham dan kepuasan psikologis yang
mereka peroleh dari kegiatan mengelola perusahaan,akan mendorong para manager
untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.
Karyawan(Workforce) Karyawan
meliputi seluruh pekerja nonmanager(nonmanagerial
employees).Karyawan memiliki serangkaian tugas yang harus dilakukan sesuai
dengan uraian jabatan (job description)yang telah ditentukan oleh
perusahaan.Kontribusi karyawan terhadap perusahaan adalah melalui pelaksanaan
berbagai tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepada mereka,dengan
menggunakan berbagai kemampuan dan keahlian yang mereka miliki.Motivasi
karyawan untuk melakukan tugas dengan baik memiliki hubungan dengan tingkat
imbalan (reward) dan hubungan (punishment) yang digunakan perusahaan
untuk mempengaruhi kinerja mereka.
2. Outside Stakeholder,Yaitu
orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan,pemimpin
perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan tapi memiliki kepentingan
terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan.Yang termasuk kategori outside stakeholders adalah
Pelanggan
(Customers) Pelanggan merupakan kelompok outside
stakeholders yang paling besar jumlahnya.Pelanggan bersedia menukar uang yang
mereka miliki dengan produk yang dihasilkan perusahaan,selama mereka
beranggapan bahwa jumlah uang yang mereka bayarkan untuk membeli produk
perusahaan minimal sebanding bahkan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat
atau kepuasan yang akan mereka terima melalui konsumen produk perusahaan.
Pemasok(Suppliers) Semakin
tinggi tingat persaingan antar industri,semakin penting pula peran pemasok bagi
perusahaan.melalui pemasok input yang bermutu yang disertai harga yang
kompetitif,perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan harga yang
bersaing.Hal ini akan meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk
perusahaan,sehingga akan turut meningkatkan permintaan perusahaan terhadap
bahan baku.
Pemerintah(government) Pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) menerapkan berbagai produk
perundang-undangan yang baru dan memengaruhi perusahaan.Sebagai contoh,berbagai
perubahan peraturan perpajakan yang baru telah memengaruhi besaran pajak
penghasilan yang harus disetorkan oleh perusahaan ke negara.
Para
Kreditor(Creditors) Kreditor
menyediakan sumber daya keuangan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan.Sebagai imbalan terhadap dana yang dipinjamkan ke perusahaan,pihak
bank mengharapkan bunga.Kemampuan perusahaan untuk membayar bunga sangat
bergantung kepada kinerja keuangan perusahaan oleh sebab itu,para kreditor
sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan yang sehat dari suatu
perusahaan.
Serikat
Pekerja(unions) Para
pekerja bersedia untuk bekerja diperusahaan karena mereka memiliki
kepentingan.Misalnya mereka menginginkan gaji dan jenjang karier yang
menarik.Di sisi lain,perusahaan juga memperkerjakan para pekerja karena
perusahaan memiliki kepentingan ,yaitu ingin mendapatkan produktivitas dan
loyalitas dari para pekerja dengan biaya yang murah.Perbedaan kepentingan
antara pekerja dan pengusaha tersebut menimbulkan konflik.Apabila konflik
tersebut tidak diselesaikan dengan adil (Fair),hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak.Oleh sebab itu
keberadaan serikat pekerja yang profesional dibutuhkan baik oleh pihak pekerja
maupun oleh pengusaha(win-win solution)
Komunitas
lokal(local communities)
Masyarakat lokal (local communities)memiliki kepentingan yang sangat besar
terhadap keberadaan dan kelangsungan perusahaan di daerahnya.Hal ini terjadi
karena perusahaan memberi mereka lapangan kerja,pendapatan,dan perbaikan
standard hidup.
Masyarakat
umum(general public) Di
negara –negara industri maju,masyarakat umum (general pubic) akan merasa senang apabila produsen dalam negeri
dapat menyaingi produsen asing.Hal ini tidak mengherankan karena kemakmuran
suatu negeri memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan keberhasilan
perusahaan-perusahaan domestiknya untuk menyaingi perusahaan –perusahaan
aasing.
Media
Media
memiliki kepentingan terhadap perusahaan ,karena dunia bisnis merupakan
pemasang iklan utama maupun aktivitas promosi lainnya.yang sangat menunjang
kelangsungan bisnis media.Selain itu perusahaan merupakan salah satu sumber
berita yang sangat penting bagi media massa.
Asosiasi
Perdagangan dan Industri (trade and
industri associations)Asosiasi perdagangan dapat
memberikan pengaruh terhadap operasional perusahaan terutama apabila
operasional suatu perusahaan bertentangan dengan kepentingan asosiasi.Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menentang praktik permainan uang(money game)yang dilakukan perusahaan
berkedok Multilevel Marketing (MLM)karena kegiatan money game dapat merugikan citra perusahaan yang melakukan kegiatan
multilevel marketing.
Pesaing
(competitors) Pesaing sangat
berkepentingan terhadap perencanaan maupun tindakan strategik yang dilakukan
perusahaan.Peluncuran produk baru perusahaan yang memiliki ciri-ciri produk
lebih unggul dibanding pesaing,dapat mengakibatkan berpindahnya pelanggan
pesaing menjadi pengguna produk perusahaan.
Pedagang
besar dan Pengecer(Wholesalers and
Retailers) Saluran pemasaran seperti
distributor,wholesaler maupun retailer membantu perusahaan di dalam menyalur
produk perusahaan kepada para pelanggan.Saluran pemasaran memiliki kepentingan
terhadap kinerja perusahaan.Mereka berharap agar perusahaan senantiasa
menghasilkan produk dengan kualitas baik,harga yang bersaing,dan melakukan
aktivitas promosi produk.
Kelompok-kelompok
aksi sosial dan politik(Social Political
Action Groups)
Perusahaan saat ini semakin
dituntut untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya terhadap
stakeholders.Berbagai elemen masyarakat semakin kritis dalam menanggapi
berbagai aksi yang dilakukan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dengan
mengabaikan tanggung jawab sosial.
Stakeholder Management
Stakeholder
management menunjukan bagaimana perusahaan mengelola hubungan dengan para
stakeholdernya serta membuat berbagai keputusan (dengan dilandasi oleh
pertimbangan normatif),yang dapat meminimalisasi dampak buruk keputusan
perusahaan terhadap pemangku kepentingan,dimana keputusan–keputusan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.Berman,wicks,khota,dan
jones (1999:488-494)mengidentifikasi adanya dua model stakeholder management,yang sekaligus menunjukan orientasi
manajemen perusahaan dalam mengelola para pemangku kepentingan.Kedua model
tersebut adalah stategic stakeholder
management model dan intrinsic
stakeholder commitment model.
Strategic stakeholder management
model,Model ini didasari oleh suatu asumsi bahwa paling
akhir dari suatu korporasi adalah keberhasilan korporasi tersebut di pasar.Oleh
sebab itu perusahaan harus mengelola para stakeholder sebagai bagian dari
lingkungan perusahaan untuk memastikan agar perusahaan dapat memperoleh
pendapatan (revenues) dan laba sesuai
dengan target yang telah ditentukan sehingga korporasi dapat memberikan
pengembalian yang memadai bagi para pemegang saham(sebagai wujud economic responsibilities).Pemberian
perhatian terhadap berbagai masalah yang dianggap penting oleh para stakeholder akan membantu perusahaan
akan menghindari berbagai pembuatan keputusan yang dapat mengakibatkan para
pemangku kepentingan tersebut mengambil tindakan yang berseberangan dengan
keputusan perusahaan,sehingga akan menghambat perusahaan dalam mencapai
tujuannya.Mayoritas konsumen indonesia yang beragama islam memiliki perhatian
yang sangat besar terhadap halal tidaknya makanan yang mereka konsumsi.Tetapi
karena korporasi merupakan unit ekonomi yang didirikan dengan tujuan
maksimalisasi laba,maka aktifitas stakeholder management harus dipandang
sebagai tujuan antara untuk mencapai tujuan akhir,yakni tercapainya laba
maksimum.
Intrinsic Stakeholder commitment model,Di dalam model ini diasumsikan bahwa hubungan antara manager perusahaan dan dan para stakeholder lebih di dasarkan kepada komitmen moral dan bukan berdasarkan keinginan perusahaan untuk memanfaatkan para stakeholder di dalam mencapai tujuan perusahaan yakni maksimalisasi laba.Dengan kata lain,Perusahaan menetapkan prinsip-prinsip moral tertentu yang bersifat sangat mendasar yang mengarahkan perusahaan dalam membuat berbagai keputusan.Model intrinsic stakeholder commitment didasari oleh suatu asumsi bahwa perusahaan akan mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan karena adanya komitmen moral dari menejemen perusahaan terhadap para pemangku kepentingan dan komitmen moral ini akan mendorong perusahaan untuk merumuskan strategi perusahaan (yang memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan) dimana strategi perusahaan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja keuangan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar